Pict...ur
Kamis, 15 September 2016
Rabu, 14 September 2016
Kamis, 14 Agustus 2014
JENIS-JENIS FOTO DAN TEKNIS DASAR PEMOTRETAN
Memotret adalah proses
kreatifitas yang tidak hanya sekedar membidik obyek yang akan kita rekam
dan kemudian menekan tombol shutter pada kamera. Dalam menciptakan
sebuah karya foto kita harus mempunyai ide (konsep) yang matang agar
tidak mengalami kesulitan dilapangan dan yang tidak kalah pentingnya
adalah memahami tentang komposisi, ketajaman dan pencahayaan (teknis).
JENIS-JENIS FOTO
Materi jenis-jenis foto ini
bertujuan untuk memperkenalkan beberapa jenis foto sebagai referensi
lebih jauh lagi dalam memperdalam pengetahuan dunia fotografi.
Jenis-jenis foto disini hanya sebagai pengelompokan secara garis besar,
yang membantu mempermudah kita dalam memahami sebuah karya fotografi,
dan ini bukan sebagai penggolongan yang paten untuk menghasilkan karya
foto.
- FOTO MANUSIA
Foto manusia adalah semua foto
yang obyek utamanya manusia, baik anak-anak sampai orang tua, muda
maupun tua. Unsur utama dalam foto ini adalah manusia, yang dapat
menawarkan nilai dan daya tarik untuk divisualisasikan. Foto ini dibagi
lagi menjadi beberapa kategori yaitu :
a. Portrait
Portrait adalah foto yang
menampilkan ekspresi dan karakter manusia dalam kesehariannya. Karakter
manusia yang berbeda-beda akan menawarkan image tersendiri dalam membuat
foto portrait. Tantangan dalam membuat foto portrait adalah dapat
menangkap ekspresi obyek (mimic, tatapan, kerut wajah) yang mampu
memberikan kesan emosional dan menciptakan karakter seseorang.
b. Human Interest
Human Interest dalam karya
fotografi adalah menggambarkan kehidupan manusia atau interaksi manusia
dalam kehidupan sehari-hari serta ekspresi emosional yang memperlihatkan
manusia dengan masalah kehidupannya, yang mana kesemuanya itu membawa
rasa ketertarikan dan rasa simpati bagi para orang yang menikmati foto
tersebut.
c. Stage Photography
Stage Photography adalah semua foto yang menampilkan aktivitas/gaya hidup manusia yang merupakan bagian dari budaya dan dunia
entertainment
untuk dieksploitasi dan menjadi bahan yang menarik untuk divisualisasikan.
d. Sport
Foto olahraga adalah jenis foto
yang menangkap aksi menarik dan spektakuler dalam event dan pertandingan
olah raga. Jenis foto ini membutuhkan kecermatan dan kecepatan seorang
fotografer dalam menangkap momen terbaik.
- FOTO NATURE
Dalam jenis foto nature obyek
utamanya adalah benda dan makhluk hidup alami (natural) seperti hewan,
tumbuhan, gunung, hutan dan lain-lain.
a. Foto Flora
Jenis foto dengan obyek utama
tanaman dan tumbuhan dikenal dengan jenis foto flora. Berbagai jenis
tumbuhan dengan segala keanekaragamannya menawarkan nilai keindahan dan
daya tarik untuk direkam dengan kamera.
b. Foto Fauna
Foto fauna adalah jenis foto
dengan berbagai jenis binatang sebagai obyek utama. Foto ini menampilkan
daya tarik dunia binatang dalam aktifitas dan interaksinya.
c. Foto Lanskap
Foto lanskap adalah jenis foto
yang begitu popular seperti halnya foto manusia. Foto lanskap merupakan
foto bentangan alam yang terdiri dari unsur langit, daratan dan air,
sedangkan manusia, hewan, dan tumbuhan hanya sebagai unsur pendukung
dalam foto ini. Ekspresi alam serta cuaca menjadi moment utama dalam
menilai keberhasilan membuat foto lanskap.
- FOTO ARSITEKTUR
Kemanapun anda pergi akan
menjumpai bangunan-bangunan dalam berbagai ukuran, bentuk, warna dan
desain. Dalam jenis foto ini menampilkan keindahan suatu bangunan baik
dari segi sejarah, budaya, desain dan konstruksinya. Memotret suatu
bangunan dari berbagai sisi dan menemukan nilai keindahannya menjadi
sangat penting dalam membuat foto ini. Foto arsitektur ini tak lepas
dari hebohnya dunia arsitektur dan teknik sipil sehingga jenis foto ini
menjadi cukup penting peranannya.
- FOTO STILL LIFE
Foto still life adalah
menciptakan sebuah gambar dari benda atau obyek mati. Membuat gambar
dari benda mati menjadi hal yang menarik dan tampak “hidup”,
komunikatif, ekspresif dan mengandung pesan yang akan disampaikan
merupakan bagian yang paling penting dalam penciptaan karya foto ini.
Foto still life bukan sekadar menyalin atau memindahkan objek
ke dalam film dengan cara seadanya, karena bila seperti itu yang
dilakukan, namanya adalah mendokumentasikan. Jenis foto ini merupakan
jenis foto yang menantang dalam menguji kreatifitas, imajinasi, dan
kemampuan teknis.
- FOTO JURNALISTIK
Foto jurnalistik adalah foto yang
digunakan untuk kepentingan pers atau kepentingan informasi. Dalam
penyampaian pesannya, harus terdapat caption (tulisan yang menerangkan
isi foto) sebagai bagian dari penyajian jenis foto ini. Jenis foto ini
sering kita jumpai dalam media massa (Koran, majalah, bulletin, dll).
TEKNIK DASAR PEMOTRETAN
Setelah kita mengenal jenis-jenis
foto, sekarang saatnya untuk mengetahui bagaimana cara memotrer untuk
menghasilkan sebuah karya foto. Seorang fotografer pada awalnya harus
menguasai kamera dan bagaimana cara kerja kamera tersebut.
Focusing
Istilah focusing dalam fotografi adalah proses penajaman imaji pada bidang tertentu suatu obyek pemotretan. Focusing adalah teknik paling dasar tetapi begitu penting, karena untuk mendapatkan gambar yang tajam dan jelas kita harus melakukan focusing secara
tepat. Pemilihan bidang atau titik tertentu dalam suatu obyek foto akan
menentukan kesan “kedalaman” pada sebuah foto. Obyek yang akan kita
hadapi dalam pemotretan tidak hanya sekedar benda diam saja, tetapi kita
juga akan dihadapkan pada benda bergerak (misalnya foto olahraga), hal
ini akan berpengaruh pada tingkat kesulitan dalam focusing. Untuk tahap pembelajaran, lakukanlah focusing pada benda diam dahulu hingga kita memahami tehnik focusing dengan tepat.
Pengaturan Speed
Proses pembakaran negatif di
dalam kamera untuk mendapatkan imaji tertentu dipengaruhi oleh cara
kerja dan kecepatan rana kamera. Kita bisa menentukan kecepatan rana
saat pembakaran dengan pengaturan speed. Semakin tinggi speed (high speed) yang kita pakai maka akan semakin cepat pula rana bekerja dan sebaliknya, semakin rendah speed (low speed) yang kita pakai maka akan semakin lambat pula rana bekerja. Dalam dunia fotografi terdapat istilah pencahayaan normal (normal eksposure), pencahayaan rendah (under eksposure) dan pencahayaan tinggi (over eksposure).
Pencahayaan normal adalah dimana kita menentukan speed dan diafragma
yang tepat untuk mendapatkan gambar seperti pada keadaan obyek foto yang
sebenarnya. Over eksposure(pencahayaan tinggi) adalah
kompensasi pada pengaturan speed untuk mendapatkan intensitas
pencahayaan yang lebih banyak daripada pencahayaan normal dan gambar
yang dihasilkan pun lebih terang daripada kondisi aslinya. Under eksposure (pencahayaan
rendah) adalah kompensasi pencahayaan pada pengaturan speed untuk
mengurangi intensitas cahaya dibawah pencahayaan normal. Under eksposure sering
digunakan ketika kondisi cahaya dalam pemotretan terlalu keras sehingga
pengkompensasian akan diperlukan untuk mendapatkan gambar yang lebih
maksimal.
Pengaturan Diafragma
Sebuah foto yang menarik adalah
dimana foto tersebut terdapat dimensi ruang atau kesan kedalaman.
Fasilitas diafragma pada lensa kamera berperan penting dalam mengatur
pemisahan antara bidang background dan obyek utama. Diafragma juga
menetukan seberapa luas ruang tajam pada foto. Semakin kecil bukaan
diafragma semakin luas ruang tajam yang bisa kita dapatkan dan semakin
besar bukaan diafragma maka semakin sempit ruang tajam dalam foto.
RESEP KREATIF PEMOTRETAN
1. Zooming
Zooming adalah kreatif pemotretan
dengan memanfaatkan fasilitas ring zoom pada lensa kamera. Zoom in
adalah membuat gambar obyek tampak lebih mendekat sedangkan zoom out
adalah membuat gambar obyek tampak lebih menjauh. Dalam pengaturan speed
dan penggunaan zoom yang tepat akan memberikan efek motion (gerak) pada
hasil foto.
Bahan-bahan :
a. Kamera
b. Tripod (jika diperlukan)
c. Filter Radial Zoom (jika diperlukan)
Cara membuat :
a. Memotret zooming,
membutuhkan speed yang lambat, jadi pastikan speed pada kamera anda
dalam setting speed lambat, pastikan objek dalam keadaan fokus
b. Setelah speed ditentukan,
maka lanjutkan dengan mengatur diafragma menyesuaikan speed agar
mendapat pencahayaan yang normal
c. Setelah mendapat normal,
jepret shutter bersamaan dengan memutar ring zoom, jika ring zoom
diputar dari jauh ke dekat maka disebut zoom in, jika ring zoom diputar
dari dekat ke jauh disebut zoom out
d. Jika kesulitan dengan speed lambat, anda bisa menggunakan tripod atau filter radial zoom.
2. Panning
Panning adalah teknik kreatif
pemotretan untuk mendapatkan efek gerak pada obyek yang bergerak (balap
motor, orang berlari, dll). Hasil dari teknik panning adalah adanya efek
motion (gerak) pada latar belakang (background).
Bahan-bahan :
a. Kamera
b. Tripod (jika diperlukan)
Cara membuat :
a. Sama seperti memotret
zooming, motret panning membutuhkan speed yang lambat agar menghasilkan
efek gerak. Jadi pastikan kamera anda dalam setting speed lambat
b. Kemudian lanjutkan dengan mengatur diafragma agar mendapat pencahayaan yang normal
c. Pencet shutter bersamaan dengan mengubah arah kamera mengikuti gerak objek
d. Untuk mendapatkan hasil yang maksimal, pastikan memencet shutter pada saat objek berada tepat di tengah kamera
e. Jika anda kesulitan dengan speed lambat, pergunakan tripod.
3. Double/Multi Ekspose
Adalah teknik pemotretan dengan
mengkombinasikan beberapa perekaman imaji/gambar dalam satu bingkai
frame. Teknik ini membutuhkan penuangan kreatifitas, ide, konsep dan
pemahaman komposisi serta pencahayaan.
Bahan-bahan :
a. Kamera
b. Filter Multi Ekspose (jika diperlukan)
Cara membuat :
a. Memotret multi ekspose membutuhkan ide, konsep, dan kreativitas. Jadi pastikan anda sudah mempunyai ide
b. Jika anda sudah mempunyai
ide, pastikan objek yang akan anda potret dalam keadaan pencahayaan
normal (atur terlebih dahulu speed dan diafragmanya)
c. Jika pencahayaan sudah normal, pencet tombol shutter. Objek 1 sudah anda dapatkan
d. Untuk mendapatkan objek
ke-2, 3, dst., ulangi urutan di atas. Akan tetapi sebelum memutar
kokang, putar tombol multi ekspose kemudian baru di kokang, kemudian
pencet shutter dan begitu seterusnya
e. Untuk mendapatkan hasil yang maksimal, pastikan anda sudah memikirkan porsi untuk objek 1, 2, 3, dst dalam satu frame
f. Jika anda kesulitan, anda bisa menggunakan filter multi ekspose.
4. Bulb
Bulb adalah proses pemotretan
dengan memanfaatkan fasilitas bulb pada kamera. Fasilitas bulb pada
kamera memberikan keleluasaan dalam menentukan berapa lama rana terbuka
untuk proses pembakaran. Bila kita memotret pada kondisi cahaya yang
minim atau sangat kurang (pada malam hari), dan prioritas speed tidak
mampu lagi mendapatkan pencahayaan normal maka fasilitas bulb pada
kamera akan sangat membantu. Untuk menghindari goncangan (shaking), alat
bantu tripod dan kabel release sangat dibutuhkan.
Bahan-bahan :
a. Kamera
b. Tripod
c. Kabel Release
Cara membuat :
a. Pastikan kamera anda dalam setting speed bulb
b. Untuk diafragma, terserah
pada fotografer. Jika bukaan diafragma lebar maka efek dari sumber
cahaya akan bulat. Jika bukaan diafragma sempit maka efek dari sumber
cahaya akan berbentuk bintang
c. Untuk lamanya rana membuka (speed), fotografer dapat menentukan sendiri waktunya
d. Untuk menghindari goncangan pada kamera, lebih baik menggunakan tripod atau kabel release.
5. Siluet
Siluet adalah teknik pemotretan
untuk menampilkan gambar obyek dalam keadaan gelap. Teknik ini
memanfaatkan arah sumber cahaya yang berasal dari balik obyek yang akan
kita potret. Teknik ini membutuhkan ketepatan pencahayaan agar obyek
yang kita rekam tetap tampil dengan kontur dan ketajaman yang tepat.
Bahan-bahan :
a. Kamera
Cara membuat :
a. Teknik siluet ini
memanfaatkan sumber cahaya yang datang dari balik objek sehingga
pengukuran speed dan diafragma terletak pada sumber cahaya tersebut
b. Karena kita mengukur
pencahayaan normal pada sumber cahaya yang ada dibalik objek, maka
efeknya objek yang ada didepannya akan lebih gelap.
6. Makro
Makro adalah kreatif dalam
pemotretan dengan menggunakan lensa makro untuk mendapatkan gambar obyek
yang sangat dekat sekali. Foto makro juga digunakan untuk mendapatkan
detail dan tekstur pada obyek yang kita potret. Dalam pemotretan makro,
ruang tajam akan menjadi sempit sekali oleh karena itu dibutuhkan
ketepatan pancahayaan dan focusing. Ketika tidak ada lensa makro untuk
melakukan pemotretan ini kita bisa menyiasatinya dengan membalik lensa
normal untuk pemotreta makro.
Bahan-bahan :
a. Kamera
b. Lensa Makro (jika punya)
c. Filter Close Up
Cara membuat :
a. Jika anda mempunyi lensa makro, maka memotret makro dapat dilakukan seperti pemotretan pada umumnya
b. Jika anda tidak mempunyai lensa makro, anda bisa menyiasati dengan cara membalik lensa normal
c. Jika anda masih kesulitan, pakailah filter close up
7. Framming
Framming adalah kreatif
pemotretan dengan memanfaatkan unsur lain pada obyek yang kita potret
sehingga membentuk kesan frame/bingkai tersendiri untuk menambah nilai
keunikan dan menarik serta memperkuat kesan foto secara visual.
8. Strobis
Strobist adalah teknik pemakaian
flash secara external, jadi tidak digunakan diatas hotshoe kamera,
melainkan dengan bantuan trigger, atau Flash yang bisa digunakan sebagai
master. Alat wireless trigger ini umumnya menggunakan gelombang radio
atau sinar infra merah untuk menyalakan flash slave (flash lain harus
mengikuti pada flash utama). Keuntungan dengan menggunakan teknik ini
kita bisa memposisikan satu atau lebih flash di mana saja untuk mengatur
arah, intensitas, cahaya untuk menghasilkan foto yg kita inginkan.
PENGENALAN JENIS-JENIS FOTO DAN TEKNIS DASAR PEMOTRETAN
Memotret adalah proses kreatifitas yang tidak hanya sekedar membidik obyek yang akan kita rekam dan kemudian menekan tombol shutter pada kamera. Dalam menciptakan sebuah karya foto kita harus mempunyai ide (konsep) yang matang agar tidak mengalami kesulitan dilapangan dan yang tidak kalah pentingnya adalah memahami tentang komposisi, ketajaman dan pencahayaan (teknis).
JENIS-JENIS FOTO
Materi jenis-jenis foto ini bertujuan untuk memperkenalkan beberapa jenis foto sebagai referensi lebih jauh lagi dalam memperdalam pengetahuan dunia fotografi. Jenis-jenis foto disini hanya sebagai pengelompokan secara garis besar, yang membantu mempermudah kita dalam memahami sebuah karya fotografi, dan ini bukan sebagai penggolongan yang paten untuk menghasilkan karya foto.
- FOTO MANUSIA
a. Portrait
Portrait adalah foto yang menampilkan ekspresi dan karakter manusia dalam kesehariannya. Karakter manusia yang berbeda-beda akan menawarkan image tersendiri dalam membuat foto portrait. Tantangan dalam membuat foto portrait adalah dapat menangkap ekspresi obyek (mimic, tatapan, kerut wajah) yang mampu memberikan kesan emosional dan menciptakan karakter seseorang.
b. Human Interest
Human Interest dalam karya fotografi adalah menggambarkan kehidupan manusia atau interaksi manusia dalam kehidupan sehari-hari serta ekspresi emosional yang memperlihatkan manusia dengan masalah kehidupannya, yang mana kesemuanya itu membawa rasa ketertarikan dan rasa simpati bagi para orang yang menikmati foto tersebut.
c. Stage Photography
Stage Photography adalah semua foto yang menampilkan aktivitas/gaya hidup manusia yang merupakan bagian dari budaya dan dunia
entertainment
untuk dieksploitasi dan menjadi bahan yang menarik untuk divisualisasikan.
d. SportFoto olahraga adalah jenis foto yang menangkap aksi menarik dan spektakuler dalam event dan pertandingan olah raga. Jenis foto ini membutuhkan kecermatan dan kecepatan seorang fotografer dalam menangkap momen terbaik.
- FOTO NATURE
a. Foto Flora
Jenis foto dengan obyek utama tanaman dan tumbuhan dikenal dengan jenis foto flora. Berbagai jenis tumbuhan dengan segala keanekaragamannya menawarkan nilai keindahan dan daya tarik untuk direkam dengan kamera.
b. Foto Fauna
Foto fauna adalah jenis foto dengan berbagai jenis binatang sebagai obyek utama. Foto ini menampilkan daya tarik dunia binatang dalam aktifitas dan interaksinya.
c. Foto Lanskap
Foto lanskap adalah jenis foto yang begitu popular seperti halnya foto manusia. Foto lanskap merupakan foto bentangan alam yang terdiri dari unsur langit, daratan dan air, sedangkan manusia, hewan, dan tumbuhan hanya sebagai unsur pendukung dalam foto ini. Ekspresi alam serta cuaca menjadi moment utama dalam menilai keberhasilan membuat foto lanskap.
- FOTO ARSITEKTUR
- FOTO STILL LIFE
- FOTO JURNALISTIK
TEKNIK DASAR PEMOTRETAN
Setelah kita mengenal jenis-jenis foto, sekarang saatnya untuk mengetahui bagaimana cara memotrer untuk menghasilkan sebuah karya foto. Seorang fotografer pada awalnya harus menguasai kamera dan bagaimana cara kerja kamera tersebut.
Focusing
Istilah focusing dalam fotografi adalah proses penajaman imaji pada bidang tertentu suatu obyek pemotretan. Focusing adalah teknik paling dasar tetapi begitu penting, karena untuk mendapatkan gambar yang tajam dan jelas kita harus melakukan focusing secara tepat. Pemilihan bidang atau titik tertentu dalam suatu obyek foto akan menentukan kesan “kedalaman” pada sebuah foto. Obyek yang akan kita hadapi dalam pemotretan tidak hanya sekedar benda diam saja, tetapi kita juga akan dihadapkan pada benda bergerak (misalnya foto olahraga), hal ini akan berpengaruh pada tingkat kesulitan dalam focusing. Untuk tahap pembelajaran, lakukanlah focusing pada benda diam dahulu hingga kita memahami tehnik focusing dengan tepat.
Pengaturan Speed
Proses pembakaran negatif di dalam kamera untuk mendapatkan imaji tertentu dipengaruhi oleh cara kerja dan kecepatan rana kamera. Kita bisa menentukan kecepatan rana saat pembakaran dengan pengaturan speed. Semakin tinggi speed (high speed) yang kita pakai maka akan semakin cepat pula rana bekerja dan sebaliknya, semakin rendah speed (low speed) yang kita pakai maka akan semakin lambat pula rana bekerja. Dalam dunia fotografi terdapat istilah pencahayaan normal (normal eksposure), pencahayaan rendah (under eksposure) dan pencahayaan tinggi (over eksposure). Pencahayaan normal adalah dimana kita menentukan speed dan diafragma yang tepat untuk mendapatkan gambar seperti pada keadaan obyek foto yang sebenarnya. Over eksposure (pencahayaan tinggi) adalah kompensasi pada pengaturan speed untuk mendapatkan intensitas pencahayaan yang lebih banyak daripada pencahayaan normal dan gambar yang dihasilkan pun lebih terang daripada kondisi aslinya. Under eksposure (pencahayaan rendah) adalah kompensasi pencahayaan pada pengaturan speed untuk mengurangi intensitas cahaya dibawah pencahayaan normal. Under eksposure sering digunakan ketika kondisi cahaya dalam pemotretan terlalu keras sehingga pengkompensasian akan diperlukan untuk mendapatkan gambar yang lebih maksimal.
Pengaturan Diafragma
Sebuah foto yang menarik adalah dimana foto tersebut terdapat dimensi ruang atau kesan kedalaman. Fasilitas diafragma pada lensa kamera berperan penting dalam mengatur pemisahan antara bidang background dan obyek utama. Diafragma juga menetukan seberapa luas ruang tajam pada foto. Semakin kecil bukaan diafragma semakin luas ruang tajam yang bisa kita dapatkan dan semakin besar bukaan diafragma maka semakin sempit ruang tajam dalam foto.
RESEP KREATIF PEMOTRETAN
1. Zooming
Zooming adalah kreatif pemotretan dengan memanfaatkan fasilitas ring zoom pada lensa kamera. Zoom in adalah membuat gambar obyek tampak lebih mendekat sedangkan zoom out adalah membuat gambar obyek tampak lebih menjauh. Dalam pengaturan speed dan penggunaan zoom yang tepat akan memberikan efek motion (gerak) pada hasil foto.
Bahan-bahan :
a. Kamera
b. Tripod (jika diperlukan)
c. Filter Radial Zoom (jika diperlukan)
Cara membuat :
a. Memotret zooming, membutuhkan speed yang lambat, jadi pastikan speed pada kamera anda dalam setting speed lambat, pastikan objek dalam keadaan fokus
b. Setelah speed ditentukan, maka lanjutkan dengan mengatur diafragma menyesuaikan speed agar mendapat pencahayaan yang normal
c. Setelah mendapat normal, jepret shutter bersamaan dengan memutar ring zoom, jika ring zoom diputar dari jauh ke dekat maka disebut zoom in, jika ring zoom diputar dari dekat ke jauh disebut zoom out
d. Jika kesulitan dengan speed lambat, anda bisa menggunakan tripod atau filter radial zoom.
2. Panning
Panning adalah teknik kreatif pemotretan untuk mendapatkan efek gerak pada obyek yang bergerak (balap motor, orang berlari, dll). Hasil dari teknik panning adalah adanya efek motion (gerak) pada latar belakang (background).
Bahan-bahan :
a. Kamera
b. Tripod (jika diperlukan)
Cara membuat :
a. Sama seperti memotret zooming, motret panning membutuhkan speed yang lambat agar menghasilkan efek gerak. Jadi pastikan kamera anda dalam setting speed lambat
b. Kemudian lanjutkan dengan mengatur diafragma agar mendapat pencahayaan yang normal
c. Pencet shutter bersamaan dengan mengubah arah kamera mengikuti gerak objek
d. Untuk mendapatkan hasil yang maksimal, pastikan memencet shutter pada saat objek berada tepat di tengah kamera
e. Jika anda kesulitan dengan speed lambat, pergunakan tripod.
3. Double/Multi Ekspose
Adalah teknik pemotretan dengan mengkombinasikan beberapa perekaman imaji/gambar dalam satu bingkai frame. Teknik ini membutuhkan penuangan kreatifitas, ide, konsep dan pemahaman komposisi serta pencahayaan.
Bahan-bahan :
a. Kamera
b. Filter Multi Ekspose (jika diperlukan)
Cara membuat :
a. Memotret multi ekspose membutuhkan ide, konsep, dan kreativitas. Jadi pastikan anda sudah mempunyai ide
b. Jika anda sudah mempunyai ide, pastikan objek yang akan anda potret dalam keadaan pencahayaan normal (atur terlebih dahulu speed dan diafragmanya)
c. Jika pencahayaan sudah normal, pencet tombol shutter. Objek 1 sudah anda dapatkan
d. Untuk mendapatkan objek ke-2, 3, dst., ulangi urutan di atas. Akan tetapi sebelum memutar kokang, putar tombol multi ekspose kemudian baru di kokang, kemudian pencet shutter dan begitu seterusnya
e. Untuk mendapatkan hasil yang maksimal, pastikan anda sudah memikirkan porsi untuk objek 1, 2, 3, dst dalam satu frame
f. Jika anda kesulitan, anda bisa menggunakan filter multi ekspose.
4. Bulb
Bulb adalah proses pemotretan dengan memanfaatkan fasilitas bulb pada kamera. Fasilitas bulb pada kamera memberikan keleluasaan dalam menentukan berapa lama rana terbuka untuk proses pembakaran. Bila kita memotret pada kondisi cahaya yang minim atau sangat kurang (pada malam hari), dan prioritas speed tidak mampu lagi mendapatkan pencahayaan normal maka fasilitas bulb pada kamera akan sangat membantu. Untuk menghindari goncangan (shaking), alat bantu tripod dan kabel release sangat dibutuhkan.
Bahan-bahan :
a. Kamera
b. Tripod
c. Kabel Release
Cara membuat :
a. Pastikan kamera anda dalam setting speed bulb
b. Untuk diafragma, terserah pada fotografer. Jika bukaan diafragma lebar maka efek dari sumber cahaya akan bulat. Jika bukaan diafragma sempit maka efek dari sumber cahaya akan berbentuk bintang
c. Untuk lamanya rana membuka (speed), fotografer dapat menentukan sendiri waktunya
d. Untuk menghindari goncangan pada kamera, lebih baik menggunakan tripod atau kabel release.
5. Siluet
Siluet adalah teknik pemotretan untuk menampilkan gambar obyek dalam keadaan gelap. Teknik ini memanfaatkan arah sumber cahaya yang berasal dari balik obyek yang akan kita potret. Teknik ini membutuhkan ketepatan pencahayaan agar obyek yang kita rekam tetap tampil dengan kontur dan ketajaman yang tepat.
Bahan-bahan :
a. Kamera
Cara membuat :
a. Teknik siluet ini memanfaatkan sumber cahaya yang datang dari balik objek sehingga pengukuran speed dan diafragma terletak pada sumber cahaya tersebut
b. Karena kita mengukur pencahayaan normal pada sumber cahaya yang ada dibalik objek, maka efeknya objek yang ada didepannya akan lebih gelap.
6. Makro
Makro adalah kreatif dalam pemotretan dengan menggunakan lensa makro untuk mendapatkan gambar obyek yang sangat dekat sekali. Foto makro juga digunakan untuk mendapatkan detail dan tekstur pada obyek yang kita potret. Dalam pemotretan makro, ruang tajam akan menjadi sempit sekali oleh karena itu dibutuhkan ketepatan pancahayaan dan focusing. Ketika tidak ada lensa makro untuk melakukan pemotretan ini kita bisa menyiasatinya dengan membalik lensa normal untuk pemotreta makro.
Bahan-bahan :
a. Kamera
b. Lensa Makro (jika punya)
c. Filter Close Up
Cara membuat :
a. Jika anda mempunyi lensa makro, maka memotret makro dapat dilakukan seperti pemotretan pada umumnya
b. Jika anda tidak mempunyai lensa makro, anda bisa menyiasati dengan cara membalik lensa normal
c. Jika anda masih kesulitan, pakailah filter close up
7. Framming
Framming adalah kreatif pemotretan dengan memanfaatkan unsur lain pada obyek yang kita potret sehingga membentuk kesan frame/bingkai tersendiri untuk menambah nilai keunikan dan menarik serta memperkuat kesan foto secara visual.
8. Strobis
Strobist adalah teknik pemakaian flash secara external, jadi tidak digunakan diatas hotshoe kamera, melainkan dengan bantuan trigger, atau Flash yang bisa digunakan sebagai master. Alat wireless trigger ini umumnya menggunakan gelombang radio atau sinar infra merah untuk menyalakan flash slave (flash lain harus mengikuti pada flash utama). Keuntungan dengan menggunakan teknik ini kita bisa memposisikan satu atau lebih flash di mana saja untuk mengatur arah, intensitas, cahaya untuk menghasilkan foto yg kita inginkan.
Jenis-Jenis Fotografer Berdasarkan Pengambilan Gambar
Jenis-jenis fotografer , Wesite resmi fotografer , kumpulan foto dari fotografer profesional, hasil jepretan lensa nikon dan canon. sungguh maksimal.
1. Journalism Photography :
Photojournalism adalah bentuk khusus dari jurnalisme (mengumpulkan, mengedit, dan menyajikan bahan berita untuk diterbitkan atau disiarkan) yang menciptakan gambar agar dapat menceritakan sebuah kisah berita. Sekarang biasanya dipahami untuk merujuk hanya untuk gambar diam, tetapi dalam beberapa kasus istilah ini juga merujuk ke video yang digunakan dalam jurnalisme penyiaran. Photojournalism dibedakan dari cabang dekat lainnya fotografi (seperti fotografi dokumenter, fotografi dokumenter sosial, fotografi jalan atau fotografi selebriti) oleh kualitas dari:
Ketepatan waktu – gambar memiliki makna dalam konteks rekor baru-baru ini diterbitkan peristiwa.
Objektivitas – situasi tersirat oleh gambar adalah representasi adil dan akurat dari peristiwa yang mereka menggambarkan baik isi dan nada.
Narasi – gambar menggabungkan dengan unsur-unsur berita lainnya untuk membuat fakta-fakta relatable untuk penampil atau pembaca pada tingkat budaya.
Seperti penulis, wartawan foto adalah wartawan tetapi dia sering harus membuat keputusan cepat dan membawa peralatan fotografi, sering sedangkan terkena hambatan yang signifikan (bahaya fisik, cuaca, orang banyak).
2. Potrait Photograph :
Potret fotografi atau potret adalah penangkapan dengan cara fotografi serupa dengan seseorang atau sekelompok kecil orang (potret kelompok), di mana ekspresi wajah dan dominan. Tujuannya adalah untuk menampilkan rupa, kepribadian, dan bahkan mood subjek. Seperti jenis lain potret, fokus foto adalah wajah seseorang, meskipun seluruh tubuh dan latar belakang dapat dimasukkan. Sebuah potret umumnya tidak snapshot, tapi gambar yang terdiri dari orang dalam posisi masih. Sebuah potret sering menunjukkan orang yang melihat langsung pada kamera.
Tidak seperti banyak gaya fotografi lain, subjek fotografi potret seringkali model non-profesional. potret Keluarga memperingati acara-acara khusus, seperti wisuda atau pernikahan, mungkin secara profesional diproduksi atau mungkin vernakular dan yang paling sering dimaksudkan untuk melihat pribadi bukan untuk pameran umum.
3. Foto still life :
Merekam gambar benda mati sehari2 secara artistik dengan mengunakan cahaya pembantu etc, termasuk makro (benda2 kecil).
4. Foto comercial advertising :
Foto diambil untuk keperluan promosi, biasanya di bikin menarik dengan bantuan editing dan computer graphics.
5. Foto Abstrak :
Aliran abstrak dalam fotografi sebenarnya bisa disebut sebagai aliran para pemuja komposisi. Dengan demikian, seorang fotografer yang akan membuat foto abstrak akan mengisi kanvasnya dengan sebuah komposisi yang dilihatnya di alam. Dari sebuah realitas tiga dimensi yang ada, bisa tercipta jumlah tak terhingga komposisi foto abstrak ini.
6. Wedding Photography
Tipe ini merupakan salah satu yang paling popular karena setiap orang pasti ingin memiliki foto yang bagus pada momen penting mereka. Tipe ini membutuhkan fotografer yang berpengalaman karena dibutuhkan keahlian untuk menangkap momen-momen penting. Biasanya dibutuhkan lebih dari ratusan foto, baik berupa foto warna, BW (black and white), dan sepia.
7. Fashion Photography
Fotografi Fashion adalah genre fotografi yang ditujukan untuk menampilkan pakaian dan barang-barang fashion lainnya. Fotografi fashion yang paling sering dilakukan untuk iklan atau majalah fashion seperti Vogue, Vanity Fair, atau Allure. Seiring waktu, fotografi fashion telah mengembangkan estetika sendiri di mana pakaian dan mode diperkuat dengan adanya lokasi eksotis atau aksesoris.
8. Food Photography
Biasanya digunakan untuk membuat kemasan suatu produk atau iklan. Hanya saja dibutuhkan keterampilan dan peralatan yang berkualitas baik untuk menangkap esensi dari makanan yang dijadikan sebagai objek foto.
9. Fine Art Photography
Fotografi tipe ini bertujuan untuk menangkap visi dari suatu karya seni. Biasanya tipe ini banyak ditemukan pada pameran dan museum.
10. Landscape Photography
Tipe ini merupakan kumpulan foto dari berbagai tempat yang biasanya digunakan pada kalender, kartu pos, dan memorabilia.
11. Wildlife Photography
Jenis fotografi ini bertujuan untuk mengambil foto dari beberapa hewan yang menarik ketika mereka sedang melakukan aktifitas seperti makan, terbang atau berkelahi. Biasanya foto diambil dengan menggunakan lensa telephoto yang panjang dari kejauhan.
12. Street Photography
Street Photography atau fotografi jalanan adalah aliran fotografi yang menarik. Sedikit berbeda dengan fotojurnalistik yang fokusnya mengabadikan momen puncak/klimaks . Street photography bertujuan untuk merekam kegiatan sehari-hari . Foto biasanya diambil dari jarak dekat dan fotografer berada disekitar objek daripada dari jarak jauh.
Fotografer harus dapat mengambil gambar dengan diam-diam tapi bukan sembunyi dan melakukannya dengan cepat dan lugas.
Peralatan fotograferjuga harus menunjang. Kamera klasik yang sering digunakan adalah kamera film buatan Leica. Saat ini, kamera SLR digital pun sudah sering dipakai. Lensa yang dipakai biasanya lensa pendek atau wide angle. 28mm, 35mm and 50mm biasanya adalah favorit fotografer jenis ini.
Memilih kamera digital SLR untuk fotografi jalanan cukup menantang, pertama kita memerlukan kamera berukuran kecil, tapi enak digenggam dan cukup responsif dalam auto fokus maupun saat mengambil gambar. Kamera saku kurang ideal dalam fotografi jenis ini karena kamera ini memiliki jeda dalam pengambilan gambar/ shutter lag. Kamera berukuran kecil penting karena kita tidak ingin orang-orang di jalan memperhatikan kamera kita.
Gaya street photografi dan fotojurnalisme sering dipadukan dalam meliput acara seperti pernikahan. Contoh legenda street photographer adalah Henri Cartier-Bresson.
13. Underwater Photography
Underwater photography yang dalam bahasa Indonesia berarti fotografi bawah air bertujuan untukmendapatkan kehidupan bawah laut ke permukaan. Banyak orang yang tertarik tentang apa yang terjadi di bawah air dan fakta-fakta yang melingkupinya.
Ada 2 aliran fotografi underwater secara umum, yaitu Macro Photographer dan Wide Angle photographer. Macro photographer adalah mereka para peminat objek – objek kecil dari jenis ikan, kuda laut, nudibranch (siput), udang, kepiting, dll. Sedangkan Wide angle photography lebih memfocuskan diri untuk mengambil gambar sudut lebar terutama pemandangan bawah air. Kedua aliran tersebut membutuhkan spesifikasi peralatan yang berbeda.
14. Infra Red Photography
Dalam fotografi inframerah, film atau sensor gambar yang digunakan adalah sensitif terhadap cahaya inframerah. Bagian dari spektrum yang digunakan adalah disebut sebagai near-infrared untuk membedakannya dari jauh-inframerah, yang merupakan domain thermal imaging. Panjang gelombang yang digunakan untuk rentang fotografi dari sekitar 700 nm ke sekitar 900 nm. Biasanya suatu “filter inframerah” digunakan, ini memungkinkan inframerah (IR) lulus cahaya melalui ke kamera, tapi blok semua atau sebagian besar spektrum cahaya tampak (filter sehingga tampak merah hitam atau mendalam).
Bila penyaring ini digunakan bersama dengan film infra merah-sensitif atau sensor, sangat menarik “efek in-kamera” dapat diperoleh; palsu-warna atau hitam-putih gambar dengan penampilan mimpi atau kadang-kadang seram, dikenal sebagai efek Kayu “, “efek terutama disebabkan oleh dedaunan (seperti daun pohon dan rumput) sangat mencerminkan dalam terang cara yang sama tampak tercermin dari salju [1] Ada sebuah kontribusi yang kecil dari fluoresensi klorofil,. tapi ini marginal dan bukan penyebab sesungguhnya dari kecerahan terlihat dalam foto inframerah. Efeknya adalah dinamai pelopor fotografi inframerah Robert W. Wood, dan tidak setelah bahan kayu, yang tidak kuat mencerminkan inframerah.
Atribut lain dari foto inframerah meliputi langit sangat gelap dan penetrasi kabut atmosfer, yang disebabkan oleh hamburan Rayleigh berkurang dan hamburan Mie, masing-masing, dibandingkan dengan cahaya tampak. Langit gelap, pada gilirannya, menghasilkan cahaya inframerah kurang dalam bayangan dan refleksi langit gelap tersebut dari air, dan awan akan menonjol kuat. Panjang gelombang ini juga menembus beberapa milimeter ke dalam kulit dan memberikan susu untuk melihat potret, meskipun mata sering terlihat hitam
GAMBAR ( CAMERA ANGLE )
KOMPOSISI DASAR DAN
SUDUT PENGAMBILAN GAMBAR (
CAMERA
ANGLE )Dalam dunia fotografi tidak sedikit fotografer apalagi yang masih pemula, seolah terlena pada hal-hal yang bersifat teknis saja, seperti mengatur bukaan diafragma, pengaturan kecepatan, dan pengaturan jarak. Mungkin juga, selama ini tidak terpikirkan bahwa di dalam foto itu terkandung nilai-nilai tertentu yang dapat membuat foto itu bagus atau sebaliknya menjadi berantakan. Salah satunya adalah pengaturan komposisi. Mungkin belum pernah membayangkan, bahwa dengan pengaturan komposisi sesungguhnya dapat ditonjolkan subjek utama. Bahkan tidak jarang akan mendukung keberhasilan foto-foto yang kita buat.
Definisi Komposisi
Komposisi secara sederhana diartikan sebagai cara menata elemen-elemen dalam gambar, elemen-elemen ini mencakup garis, bentuk, warna, terang dan gelap. Yang paling utama dari aspek komposisi adalah menghasilkan visual impact (sebuah kemampuan untuk menyampaikan perasaan yang anda inginkan untuk berekspresi dalam foto). Dengan komposisi, foto akan tampak lebih menarik dan enak dipandang dengan pengaturan letak dan perbandaingan objek-objek yang mendukung dalam suatu foto. Dengan demikian perlu menata sedemikian rupa agar tujuan dapat tercapai, apakah itu untuk menyampaikan kesan statis dan diam atau sesuatu mengejutkan. Dalam komposisi selalu ada satu titik perhatian yang pertama menarik perhatian.
Tujuan Mengatur Komposisi Dalam Fotografi
1. Dengan mengatur komposisi foto, kita juga dapat membangun “mood” suatu foto dan keseimbangan keseluruhan objek foto.
2. Menyusun perwujudan ide menjadi sebuah penyusunan gambar yang baik sehingga terwujud sebuah kesatuan (unity) dalam karya.
3. Melatih kepekaan mata untuk menangkap berbagai unsur dan mengasah rasa estetik dalam pribadi pemotret.
Jenis-Jenis Komposisi :
- Garis
- Bentuk
- Warna
- Gelap dan Terang
- Tekstur
Penerapan Komposisi Dalam Pemotretan
Dalam pengemasan sebuah foto agar terkesan dinamis dan menimbulkan keserasian perlu sebuah pemahaman tentang kaidah – kaidah tentang komposisi. Yang antara lain:
Ø Rule of Thirds (Sepertiga Bagian / Rumus Pertigaan)
Pada aturan umum fotografi, bidang foto sebenarnya dibagi menjadi 9 bagian yang sama. Sepertiga bagian adalah teknik dimana kita menempatkan objek pada sepertiga bagian bidang foto. Hal ini sangat berbeda dengan yang umum dilakukan dimana kita selalu menempatkan objek di tengah-tengah bidang foto
Ø Sudut Pemotretan (Angle of View)
Salah satu unsur yang membangun sebuah komposisi foto adalah sudut pengambilan objek. Sudut pengambilan objek ini sangat ditentukan oleh tujuan pemotretan. Maka dari itu jika kita mendapatkan satu moment dan ingin mendapatkan hasil yang terbaik,
jangan pernah takut untuk memotret dari berbagai sudut pandang. Mulailah dari yang standar (sejajar dengan objek), kemudian cobalah dengan berbagai sudut pandang dari atas, bawah, samping sampai kepada sudut yang ekstrim.
Ø Format : Horizontal dan vertikal
Proposi pesrsegi panjang pada view vender pada kamera memungkinkan kita untuk memotret dengan menggunakan format landscape(horisontal) maupun portrait (vertikal). Format pengambilan gambar dapat menimbulkan efek berbeda pada komposisi akhir.
Ø Dimensi
Meskipun foto bercerita dua dimensi, yang artinya semua terekam diatas satu bidang. Namun, sebenarnya foto dapat dibuat terkesan memiliki kedalaman, seolah-olah dimensi ketiga. Unsur utama membentuk dimensi adalah jarak, Dimensi dapat terbentuk apabila adanya jarak, jika kita menampilkan suatu obyek dalam suatu dimensi maka akan terbentuk jarak dalam setiap elemennya. Untuk membuat suatu dimensi diperlukan adanya permainan ruang tajam, permainan gelap terang dan garis.
Sudut Pengambilan Gambar ( Camera Angle )
Dalam fotografi agar foto yang kita hasilkan memiliki nilai dan terkesan indah harus diperhatikan mengenai masalah penggunaan sudut pengambilan gambar yang baik. Dalam fotografi dikenal 3 sudut pengambilan gambar yang mendasar, yaitu:
§ Bird Eye
Sudut pengambilan gambar ini, posisi objek dibawah / lebih rendah dari kita berdiri. Biasanya sudut pengmbilan gambar ini digunakan untuk menunjukkan apa yang sedang dilakukan objek (HI), elemen apa saja yang ada disekitar objek, dan pemberian kesan perbandingan antara overview (keseluruhan) lingkungan dengan POI (Point Of Interest).
§ High Angle
Pandangan tinggi. artinya, pemotret berada pada posisi yang lebih tinggi dari objek foto.
§ Eye Level
Sudut pengembilan gambar yang dimana objek dan kamera sejajar / sama seperti mata memandang. Biasanya digunakan untuk menghasilkan kesan menyeluruh dan merata terhadap background sebuah objek, menonjolkan sisi ekspresif dari sebuah objek (HI), dan biasanya sudut pemotretan ini juga dimaksudkan untuk memposisikan kamera sejajar dengan mata objek yang lebih rendah dari pada kita missal, anak – anak.
§ Low Angle
Pemotretan dilakukan dari bawah. Sudut pemotretan yang dimana objek lebih tinggi dari posisi kamera. Sudut pengembilan gambar ini digunakan untuk memotret arsitektur sebuah bagunan agar terkesan kokoh, megah dan menjulang. Namu, tidak menutup kemungkinan dapat pula digunakan untuk pemotretan model agar terkesan elegan dan anggun.
§ Frog Eye
Sudut penglihatan sebatas mata katak. Pada posisi ini kamera berada di dasar bawah, hampir sejajar dengan tanah dan tidak dihadapkan ke atas. Biasanya memotret seperti ini dilakukan dalam peperangan dan untuk memotret flora dan fauna.
Field Of View
Beberapa jenis komposisi yang umum digunakan dari segi ukuran (field of view) yang akan diambil adalah sebagai berikut :
a. Extreme Close Up
Pengambilan gambar yang sangat dekat sekali dengan objek, sehingga detil objek seperti pori-pori kulit akan jelas terlihat.
b. Head Shot
Pengambilan gambar sebatas kepala hingga dagu.
c. Close Up
Pengambilan gambar dari atas kepala hingga bahu.
d. Medium Close Up
Pengambilan gambar dari atas kepala hingga dada.
e. Mid Shot (setengah badan)
Pengambilan gambar dari atas kepala hingga pinggang.
f. Medium Shot (Tiga perempat badan)
Pengambilan gambar dari atas kepala hingga lutut.
g. Full Shot (Seluruh Badan)
Pengambilan gambar dari atas kepala hingga kaki.
h. Long Shot
Pengambilan gambar dengan memberikan porsi background atau foreground lebih banyak sehinnga objek terlihat kecil atau jauh.
Beberapa jenis komposisi dari segi banyaknya manusia sebagai objek yang difoto adalah sebagai berikut :
a. One Shot
Pengambilan gambar untuk satu orang sebagai objek.
b. Two Shot
Pengambilan gambar untuk dua orang sebagai objek.
c. Three Shot
Pengambilan gambar untuk tiga orang sebagai objek.
d. Group Shot
Pengambilan gambar untuk sekelompok orang sebagai objek.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pengambilan gambar, diantaranya
v Headroom, merupakan ruang diatas kepala yang berfungsi membatasi bingkai dan bagian atas kepala objek.
v Noseroom, arah pandang atau ruang gerak objek dalam sebuah frame, bertujuan untuk memberikan ruang pandang sehingga terkesan bahwa objek memang sedang melihat sesuatu.
v Foreground, segala sesuatu yang menjadi latar depan dari objek.
v Background, segala sesuatu yang menjadi latar belakang objek.
TIPS HUNTING
- Persiapan Awal
2. Sebelum memulai hunting rencanankan konsep dan obyek apa yang akan diambil.
- Pada Saat Hunting
2. Untuk pemula, mulailah hunting dengan obyek yang beragam dan dasar, seperti landscape, human interest, portrait, arsitektur,dll. Kemudian menuju jenis-jenis foto yang lebih mengarah ke jurnalistik seperti features, spot, essay dan stories.
- Pasca Hunting
2. Yang terpenting, lakukan presentasi foto dan pameran untuk menunjukkan hasilhunting kita ke banyak orang
Langganan:
Postingan (Atom)